Senin, 24 Oktober 2016

HAMPA



Pernah nggak sih kalian ngerasa kaya sendirian di dunia ini? Ngerasa sepi dan hampa banget hidup kalian. Kalian pengen ada seseorang yang bisa kalian curhatin tapi nggak tau pengen curhat apa karena kalian sebenernya nggak punya masalah sama sekali. Hanya berkecambuk di dalam diri kalian.

Pada saat itu juga gue bingung banget ada apa dengan hidup gue. Padahal dari kemarin gue biasa-biasa aja, tapi hari ini terasa banget hampanya. Temen gue punya banyak, cuma hari ini tuh rasanya beda, ingin teriak ingin nangis cuma nggak ada sama sekali masalah yang terjadi, nanti dikira orang gila. Nanti bukannya meringankan kalian malah dimasukin ke rumah sakit jiwa hehe..

Waktu itu sih, salah satu nya cara buat melampiaskan gue update di path, gue bilang, “pengen nangis sebenernya. Entah gatau alasannya apa. Kayaknya pengen sesuatu yang diungkapin tapi gatau apa. Jadi sebenernya ini kenapa?”
Dan saat itu, sahabat gue komentar, Allah lagi kangen fik, minta dideketin sama hambaNya.

Tek.. gue tersadar. 

Rasa sedih itu menjadi berarti. Gue ngerasa hampa itu karena gue sudah sedikit jauh dari Nya. Jadi, kalau kalian pernah ngerasa seperti apa yang gue rasain, jangan cari cara supaya hampa nya ilang, tapi lebih dekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa karena kepuasan batin itu hanya bisa didapat dengan cara pendekatan rohani antara manusia dengan Sang Pencipta.

Kamis, 17 Maret 2016

GEJOLAK HATI


Hari ini seperti hari biasanya, aku merasakan aku baik-baik saja jika sendiri. Aku bahagia. Tidak ada beban yang harus ku rasakan untuk berbagi dengan orang lain.
Tapi semua berbeda ketika perasaanku mulai bergejolak. Logika ku berkata bahwa aku tak bisa menerimanya tapi hati ini menentang dan membuat dilema yang hebat dalam diriku. Aku tak bisa apa apa selama lebih dari seminggu. Pikiranku tidak bisa jernih, perasaanku terlalu mendominasi.


Dalam hatiku bertanya, apakah benar bahwa perasaannya padaku nyata? Melihat tingkah nya membuatku salah mengartikannya. Hatiku menyakinkan otakku bahwa ini adalah yang sebenarnya, aku harus percaya itu. Aku bertanya dan terus bertanya, mencari jawaban yang pasti. Menentukan apakah harus ku teruskan atau ku putuskan.


Aku hanyalah wanita, yang pasti hanya bisa menunggu kapan kepastian itu akan datang. Tapi badanku tidak bisa menerimanya karena ini akan membuatku hancur. Aku tidak bisa hancur. Tidak bisa terus menerus di hancurkan. Maka otakku berusaha menyelamatkan ku. Hapus semua kenangan itu. Hapus semua perasaan itu.


Selama ini yang selalu menyelamatkanku adalah otakku yang selalu bekerja dengan logika. Untuk apa selalu mengutamakan perasaan jika itu bisa menghancurkan apa yang kita miliki. Aku selalu menyakinkan diriku sendiri bahwa ini tidak lah penting, tidak ada perasaan lebih jika tidak ada hubungan serius. Aku hanya takut terluka. Aku hanya takut tidak bisa mengendalikan perasaanku. Aku hanya takut aku akan ketergantungan dengan nya.



Tolong Tuhan, jagalah perasaan ini sampai nanti aku bertemu dengan orang yang benar-benar bisa membuatku bahagia. Sampai saat ini aku sudah bahagia dengan hidupku yang memiliki teman baik. Teman berbagi cerita dan kebahagiaan. Yang pasti aku tidak akan tergoda dengan perasaan yang fana terhadap diriku lagi. Itu terlalu mudah membuatku terluka. 


21 Februari 2016