Hari ini seperti hari biasanya, aku merasakan aku baik-baik saja jika sendiri. Aku bahagia. Tidak ada beban yang harus ku rasakan untuk berbagi dengan orang lain.
Tapi
semua berbeda ketika perasaanku mulai bergejolak. Logika ku berkata bahwa aku
tak bisa menerimanya tapi hati ini menentang dan membuat dilema yang hebat
dalam diriku. Aku tak bisa apa apa selama lebih dari seminggu. Pikiranku tidak
bisa jernih, perasaanku terlalu mendominasi.
Dalam
hatiku bertanya, apakah benar bahwa perasaannya padaku nyata? Melihat tingkah
nya membuatku salah mengartikannya. Hatiku menyakinkan otakku bahwa ini adalah
yang sebenarnya, aku harus percaya itu. Aku bertanya dan terus bertanya,
mencari jawaban yang pasti. Menentukan apakah harus ku teruskan atau ku
putuskan.
Aku
hanyalah wanita, yang pasti hanya bisa menunggu kapan kepastian itu akan
datang. Tapi badanku tidak bisa menerimanya karena ini akan membuatku hancur.
Aku tidak bisa hancur. Tidak bisa terus menerus di hancurkan. Maka otakku
berusaha menyelamatkan ku. Hapus semua kenangan itu. Hapus semua perasaan itu.
Selama
ini yang selalu menyelamatkanku adalah otakku yang selalu bekerja dengan
logika. Untuk apa selalu mengutamakan perasaan jika itu bisa menghancurkan apa
yang kita miliki. Aku selalu menyakinkan diriku sendiri bahwa ini tidak lah
penting, tidak ada perasaan lebih jika tidak ada hubungan serius. Aku hanya
takut terluka. Aku hanya takut tidak bisa mengendalikan perasaanku. Aku hanya
takut aku akan ketergantungan dengan nya.
Tolong
Tuhan, jagalah perasaan ini sampai nanti aku bertemu dengan orang yang benar-benar
bisa membuatku bahagia. Sampai saat ini aku sudah bahagia dengan hidupku yang
memiliki teman baik. Teman berbagi cerita dan kebahagiaan. Yang pasti aku tidak
akan tergoda dengan perasaan yang fana terhadap diriku lagi. Itu terlalu mudah
membuatku terluka.
21 Februari 2016
Benar-benar wanita yg memiliki prinsip.
BalasHapusKeren...