Pernah
nggak kalian bertemu dengan orang yang ceplas-ceplos? Atau orang yang kalau
ngomong suka pedes, kaya lo lagi sariawan trus makan yang asem, sakitnya sampai
ke hati lagi nusuk-nusuk gitu? Naah, gue termasuk orang yang pedes kalau
ngomong. Padahal gue nggak bermaksud buat nyakitin orang lain, gue cuma pengen
mengungkapkan apa yang gue rasa langsung to the point nggak pake bahasa kiasan.
Karena kalau dikias-kias apalagi di kode belum tentu orang yang kita maksud
bakalan ngerti karena nggak semua orang itu perasa. Makanya ketika ada orang
yang menurut gue salah gue selalu to the point, karena gue orang yang tidak
suka jika ada orang yang berbelit belit. Kalau emang dia salah bilang salah,
kalau itu nggak baik ya itu ga baik, jika itu bagus gue bilang bagus.
Gue
bermaksud langsung bilang kepada orang nya supaya dia berubah, demi kebaikan
dia. Bukan karena gue pengen ngomentarin dia dan gue ngerasa benar. Dan gue
juga nggak sebarangan buat komentar, gue ngeliat orang nya dulu, kalau emang
orang tersebut orang yang deket sama gue, gue nggak akan sungkan buat
mengomentari, karena itu tanda bahwa gue peduli dengan dia, tapi kalau dia
bukan orang yang bukan gue kenal, gue mikir dulu bahasa apa yang sopan yang
bisa di terima kalau gue komentar, kalau nggak ada yang pantas gue komentari
yaa gue diem aja. Jangan kan orang lain, ibu gue aja selalu gue komentari,
sampai teman ibu gue bilang bahwa gue itu orang yang cerewet semua dikomentari
dan ibu gue membenarkan, gue sedikit sakit hati waktu itu dan mencoba membuat
hubungan yang baik dengan ibu gue. Gue bilang kalau gue cerewet, komentar ini
itu, berarti tandanya gue masih peduli masih sayang sama ibu gue, nggak mau
kalau ibu gue salah nggak mau kalau ibu gue keliru, dan kalau kebalikannya, kalau
gue udah nggak peduli ibu gue mau jungkir balik juga nggak akan gue komentarin.
Tapi,
orang lain itu ternyata memiliki pemikiran sendiri. Kadang yang kita pikir
bahwa itu biasa aja nggak usah di permasalahkan malah menurut dia itu masalah
dan membuat dia sakit hati. Tiap orang punya kondisinya masing-masing. Kemarin
temen gue sempat sakit hati karena percakapan di group. Sebenarnya mereka semua
enjoy, walaupun gue juga sedikit risih dengan pembicaraan mereka. Gue tau
diantara mereka kebanyakan adalah wanita yang sudah berkeluarga, sudah banyak
yang menikah. Untuk membicarakan hal yang seperti itu adalah hal yang wajar,
membicarakan anak dan suami. Anak cowo yang memang pada dasarnya sudah memiliki
pemikiran seperti itu ya mereka malah makin asik dengan pembicaraannya sehingga
candaannya semakin melebar. Mungkin bagi para cowo, itu hanya candaan. Tapi
tidak untuk wanita. Walaupun gue risih, gue nggak left dari group. Gue nggak baca satu persatu sih secara detail
candaan mereka, walaupun tetap aja ada pesan-pesan mereka yang sedikit bisa gue
baca. Temen gue yang tersinggung malah keluar dari group. Karena gue penasaran
akhirnya gue tanya, maksud hati pengen gue masukin lagi ke group kalau dia
nggak keberatan, dia malah curhat kalau dia sedikit sakit hati dengan candaan
mereka.
Gue
jadi tersadar bahwa setiap manusia memiliki perasaannya masing-masing. Kita
bisa bercanda tapi kita harus lihat dengan siapa kita berhadapan. Apakah
dilingkungan tersebut ada yang akan tersinggung atau tidak. Kalau kalian
bilang, orang yang mudah tersinggung karena jarang main jauh atau kurang malam
pulangnya, menurut gue itu NGGAK ADA hubungannya sama sekali. Malah seharusnya
yang mainnya sudah jauh, yang pulangnya sampai pagi harus tau kondisi
lingkungan nya. Dia sudah lebih banyak mengenal karakter dari tiap orang, dia
harus lebih tau bagaimana bersikap dengan lingkungannya, apakah bahasan seperti
ini bisa dia bahas disini atau tidak. Dimana langit dipijak disitu langit
dijunjung. Orang pendidikan itu bisa dilihat dari dia berbicara dari dia
bertutur kata, dari cara pandang dia. Tapi beda ya orang yang berpendidikan
tinggi dengan orang yang berilmu. Ada kok orang yang berpendidikan tinggi tapi
tidak punya sopan santun. Ngomongnya kasar, tidak mencerminkan seorang yang
bisa di hargai, karena dia tidak berilmu. Orang yang berilmu pasti memiliki
kemaluan. Malu kalau dia sampai tidak dihargai karena berbicara yang bukan
haknya, malu jika dia berkata yang bisa menyakiti hati orang lain, malu jika
dia berbicara yang tidak bisa dia amanahkan.
Yang
namanya karakter memang tidak akan bisa dirubah, sama seperti ego. Setiap orang
mempunyai egonya masing-masing. Cuma besarnya ego untuk diri sendiri atau orang
lain itu bisa diatur dan belajar. Sama dengan karakter suka mengkritik/berkomentar,
ada saatnya kita boleh mengkritik atau kita hanya diam saja, yang mana
tergantung pada lingkungan kita berada. Ingat ya, mulutmu harimaumu.
If you're trying to lose kilograms then you certainly need to get on this totally brand new custom keto plan.
BalasHapusTo produce this keto diet service, licenced nutritionists, fitness trainers, and top chefs joined together to develop keto meal plans that are efficient, suitable, money-efficient, and delightful.
Since their first launch in early 2019, hundreds of clients have already transformed their figure and well-being with the benefits a great keto plan can offer.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover 8 scientifically-certified ones offered by the keto plan.