Rabu, 25 Januari 2017

Ceplas-Ceplosmu Termasuk Bahaya Atau Tidak?


Pernah nggak kalian bertemu dengan orang yang ceplas-ceplos? Atau orang yang kalau ngomong suka pedes, kaya lo lagi sariawan trus makan yang asem, sakitnya sampai ke hati lagi nusuk-nusuk gitu? Naah, gue termasuk orang yang pedes kalau ngomong. Padahal gue nggak bermaksud buat nyakitin orang lain, gue cuma pengen mengungkapkan apa yang gue rasa langsung to the point nggak pake bahasa kiasan. Karena kalau dikias-kias apalagi di kode belum tentu orang yang kita maksud bakalan ngerti karena nggak semua orang itu perasa. Makanya ketika ada orang yang menurut gue salah gue selalu to the point, karena gue orang yang tidak suka jika ada orang yang berbelit belit. Kalau emang dia salah bilang salah, kalau itu nggak baik ya itu ga baik, jika itu bagus gue bilang bagus.


Gue bermaksud langsung bilang kepada orang nya supaya dia berubah, demi kebaikan dia. Bukan karena gue pengen ngomentarin dia dan gue ngerasa benar. Dan gue juga nggak sebarangan buat komentar, gue ngeliat orang nya dulu, kalau emang orang tersebut orang yang deket sama gue, gue nggak akan sungkan buat mengomentari, karena itu tanda bahwa gue peduli dengan dia, tapi kalau dia bukan orang yang bukan gue kenal, gue mikir dulu bahasa apa yang sopan yang bisa di terima kalau gue komentar, kalau nggak ada yang pantas gue komentari yaa gue diem aja. Jangan kan orang lain, ibu gue aja selalu gue komentari, sampai teman ibu gue bilang bahwa gue itu orang yang cerewet semua dikomentari dan ibu gue membenarkan, gue sedikit sakit hati waktu itu dan mencoba membuat hubungan yang baik dengan ibu gue. Gue bilang kalau gue cerewet, komentar ini itu, berarti tandanya gue masih peduli masih sayang sama ibu gue, nggak mau kalau ibu gue salah nggak mau kalau ibu gue keliru, dan kalau kebalikannya, kalau gue udah nggak peduli ibu gue mau jungkir balik juga nggak akan gue komentarin.


Tapi, orang lain itu ternyata memiliki pemikiran sendiri. Kadang yang kita pikir bahwa itu biasa aja nggak usah di permasalahkan malah menurut dia itu masalah dan membuat dia sakit hati. Tiap orang punya kondisinya masing-masing. Kemarin temen gue sempat sakit hati karena percakapan di group. Sebenarnya mereka semua enjoy, walaupun gue juga sedikit risih dengan pembicaraan mereka. Gue tau diantara mereka kebanyakan adalah wanita yang sudah berkeluarga, sudah banyak yang menikah. Untuk membicarakan hal yang seperti itu adalah hal yang wajar, membicarakan anak dan suami. Anak cowo yang memang pada dasarnya sudah memiliki pemikiran seperti itu ya mereka malah makin asik dengan pembicaraannya sehingga candaannya semakin melebar. Mungkin bagi para cowo, itu hanya candaan. Tapi tidak untuk wanita. Walaupun gue risih, gue nggak left dari group. Gue nggak baca satu persatu sih secara detail candaan mereka, walaupun tetap aja ada pesan-pesan mereka yang sedikit bisa gue baca. Temen gue yang tersinggung malah keluar dari group. Karena gue penasaran akhirnya gue tanya, maksud hati pengen gue masukin lagi ke group kalau dia nggak keberatan, dia malah curhat kalau dia sedikit sakit hati dengan candaan mereka.


Gue jadi tersadar bahwa setiap manusia memiliki perasaannya masing-masing. Kita bisa bercanda tapi kita harus lihat dengan siapa kita berhadapan. Apakah dilingkungan tersebut ada yang akan tersinggung atau tidak. Kalau kalian bilang, orang yang mudah tersinggung karena jarang main jauh atau kurang malam pulangnya, menurut gue itu NGGAK ADA hubungannya sama sekali. Malah seharusnya yang mainnya sudah jauh, yang pulangnya sampai pagi harus tau kondisi lingkungan nya. Dia sudah lebih banyak mengenal karakter dari tiap orang, dia harus lebih tau bagaimana bersikap dengan lingkungannya, apakah bahasan seperti ini bisa dia bahas disini atau tidak. Dimana langit dipijak disitu langit dijunjung. Orang pendidikan itu bisa dilihat dari dia berbicara dari dia bertutur kata, dari cara pandang dia. Tapi beda ya orang yang berpendidikan tinggi dengan orang yang berilmu. Ada kok orang yang berpendidikan tinggi tapi tidak punya sopan santun. Ngomongnya kasar, tidak mencerminkan seorang yang bisa di hargai, karena dia tidak berilmu. Orang yang berilmu pasti memiliki kemaluan. Malu kalau dia sampai tidak dihargai karena berbicara yang bukan haknya, malu jika dia berkata yang bisa menyakiti hati orang lain, malu jika dia berbicara yang tidak bisa dia amanahkan.


Yang namanya karakter memang tidak akan bisa dirubah, sama seperti ego. Setiap orang mempunyai egonya masing-masing. Cuma besarnya ego untuk diri sendiri atau orang lain itu bisa diatur dan belajar. Sama dengan karakter suka mengkritik/berkomentar, ada saatnya kita boleh mengkritik atau kita hanya diam saja, yang mana tergantung pada lingkungan kita berada. Ingat ya, mulutmu harimaumu.


Keep istiqamah :))

1 komentar:

  1. If you're trying to lose kilograms then you certainly need to get on this totally brand new custom keto plan.

    To produce this keto diet service, licenced nutritionists, fitness trainers, and top chefs joined together to develop keto meal plans that are efficient, suitable, money-efficient, and delightful.

    Since their first launch in early 2019, hundreds of clients have already transformed their figure and well-being with the benefits a great keto plan can offer.

    Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover 8 scientifically-certified ones offered by the keto plan.

    BalasHapus