Selasa, 18 November 2014

A Letter to God

apakah karena saya tidak pernah menghargai orang sehingga orang-orang tidak menghargai saya. orang bilang apa yang kita tanam itu yang kita tuai kan? seberapa banyak kah kita harus menanam sehingga apa yang kita lakukan itu pula yang kita rasakan. apakah selama ini saya terlalu cuek dengan lingkungan sekitar sehingga lingkungan sekitar pun cuek terhadap saya. persoalan yang dihadapi kita itu semua sebab dan akibat jalan yang kita pilih. cuma beberapa jalan yang saya ambil sebegitu tidak mengertinya sehingga saya pun sulit untuk berjalan. saya bertindak untuk orang lain tetapi disisi lain orang lain berpikir saya bertindak untuk diri sendiri. sebegitu egoiskah kita? siapa yang sebenarnya berada disisi yang benar? Dan siapa yang berada disisi yang salah?

Jika saya hanya menerka-nerka siapa yang salah dan benar, saya hanya bisa menyalahkan diri sendiri. Itu yang saya alami selama ini. Saya hanya bisa menyalahkan diri saya sendiri dalam posisi yang membuat saya menderita. Kadang saya senang dengan apa yang saya lakukan, tetapi kadang saya tidak tau apa yang sedang saya lakukan. Saya baru tersadar jalan hidup saya sebenarnya hanya disetir oleh orang lain. Ketika orang lain menawarkan sesuatu saya tidak bisa menjelaskan pada diri saya apa baiknya dan buruknya untuk hidup saya, sehingga saya hanya bisa bilang ya dan ya.

Jika dibilang saya tidak enakan terhadap orang lain, saya bilang tidak juga. Saya hanya tidak enak dengan diri saya sendiri.

Apa yang harus saya lakukan Tuhan?

Saya selalu tergesa-gesa untuk mengatakan ya dan tidak. Orang-orang terkadang memaksakan saya untuk melakukan yang terbaik. Apakah mereka benar-benar mengerti bahwa saya memang yang terbaik? Padahal sebenarnya saya sendiri selalu tidak sanggup untuk melakukan hal dengan bersamaan.


Tuhan, jika aku selalu bersamamu mungkin aku akan sanggup. Tolonglah untuk selalu bersamaku disetiap waktu, setiap tempat, dan keadaan apapun.

Senin, 13 Oktober 2014

PRESENTASE

Kemarin aku sempet untuk mengikuti kegiatan wawancara untuk acara himpunan, kebetulan disini aku bukan yang diwawancarai tapi yang mewawancara. Aku mendapatkan kepercayaan ini mungkin karena dulunya aku kadept di departemen himpunan. Sebenarnya ini juga pertama kalinya aku mewawancarai seseorang yang sebelumnya pernah ngewawancarai sih anak-anak yang ingin masuk himpunan.

Ada delapan atau Sembilan orang gitu yang aku wawancarai. Beberapa dari mereka ada yang antusias dengan kegiatan ini ada yang Cuma ikut-ikutan. Kita sebagai pewawancara hanya ingin yang terbaik untuk orang-orang yang bisa andil dalam kegiatan ini. Dan yang pastinya orang-orang yang mau mengorbankan waktunya, dan loyalitas.

Salah satu dari mereka ada yang ingin aku ceritakan disini. Percakapan yang sampai saat ini aku ingat. Dia bisa membuat saya mengangguk-ngangguk dengan benar. Dan sepertinya saya juga jatuh hati dengannya. (eeeiiiiittttsss… bukan itu maksudnyaaaa).  Begini ceritanyaa …

G(gue ) : okee.. duduk duduk. Siapa namanya?
A (anton (nama disamarkan yaa guys, hihihii :P)) : anton teh.
G : ngapain disini?
A : mau wawancara
G : wawancara apa?
A : Lomba
G : Lomba apa?
A : Lomba yang akan diikuti oleh anak sipil, kaya kuda-kuda, beton, dan lain-lain.
G : Kenapa ingin ikutan berkontribusi?
A : Sebenarnya karena saya nggak ada kegiatan lain teh. Saya kan kuliahnya dikit semester ini, jadi saya pengen ada kegiatan dan pengen juga IP saya naik, istilahnya memperbaiki nilai yang jatuh kemarin teh. Terus juga kan kata temen juga IP nggak berpengaruh kan, jadi saya coba.
G : kalau dalam pendelegasian lomba kan ada yang jadi presentasi,  ngedesaign, sama analisis. Kamu suka yang mana?
A : design. (kayaknya sih apa analisis yaaa? Saya lupa. Aaaa.. maafkeun J )
G : kamu ikutan apa aja organisasinya?
A : himpunan doang.
G : kalau dipresentasiin semua kegiatan kamu, baik keluarga, kuliah, himpunan, sama pendelegasian lomba ini, berapa presentasinya buat DL ini?
A : keluarga 20% , hm..
G : hah? 20% kenapa?
Gue kaget. Karena beberapa diantara mereka yang aku wawancarai mereka menjawab keluarga paling penting. Bisa sampai 50% waktu mereka untuk keluarga. Terus ini hanya 20% ? saya benar-benar tertarik dengan jawaban yang dia lakukan.
A : karena menurut saya, saya kan disini merupakan salah satu untuk membahagiakan orang tua, ketika saya menjalankannya dengan baik dari 80% ini, berarti saya malah udah lebih memberikan 20% dari kehidupan saya untuk keluarga.

Waw.. ini dia. Aku suka dengan dia. Bener deh. Jawabannya benar-benar mengetuk hati saya dan membuat dia benar-benar berbeda dengan yang lainnya.

Dia benar-benar tau berapa presentasi yang harus diberikan untuk setiap apa yang ingin dia lakukan. Bukannya dia tidak menyayangi keluarganya tapi dia benar-benar tau kapan untuk bisa dia luangkan waktu untuk keluarga. Ketika dia disini pun, kegiatan yang dia lakukan pun, itu sama saja dengan menyayangi orang tua. Makanya dia benar-benar menggunakan waktu untuk kegiatannya dengan hati-hati dan benar.

Saya tidak tau sih apakah dia benar-benar melakukan dengan baik apa yang saya pikirkan ini. Tetapi dari hasil yang dia bicarakan sewaktu wawancara, itu benar-benar menggugah hati saya dengan yang namanya prioritas hidup. Apa yang paling penting diprioritaskan dibandingkan prioritas yang lainnya. Dan saya juga hanya ingin mengingatkan bahwa disini, kita kuliah, itu adalah salah satu untuk membahagiakan orang tua kita. Ketika kita sudah berpendidikan tinggi, kita dipandang oleh orang lain, kita menjadi kebanggaan orang tua kita.

Jangan sampai apa yang orang tua harapkan, kita malah cuek bebek dengan apa yang mereka perjuangkan. Mereka banting tulang untuk uang kuliah kita, untuk uang bulanan kita, tapi kita malah gunakan waktu kita hanya untuk tiduran saja, malah main saja, malah berorganisasi saja, mending kalau organisasinya benar, ternyata Cuma ikut-ikutan aja, setiap ada kegiatan nggak pernah ikut berkontribusi.

Yuuk.. mari kita gunakan waktu kita dengan baik. Sebaik-baiknya. Supaya perjuangan mereka untuk kita, kita balas dengan hal yang sepantasnya mereka dapat. Mungkin nggak akan pernah sepadan tapi yang penting orang tua bangga dengan kita, dan mereka juga bisa membanggakan kita J


Keep istiqomah dan Salam Senyum lima jarii :D

Rabu, 08 Oktober 2014

Tanganku Pilih Yang Mana

Hari itu ayam baru mulai berkokok, aku sudah siap-siap dipintu rumah untuk berangkat ke kantor. Maklum rumah dengan tempat kantor ku agak jauh jaraknya sehingga aku harus memelurkan sedikit waktu untuk menghabiskan tidur ku di angkutan umum dibandingkan dikasurku yang empuk. Hari ini sedikit kesal karena seharusnya aku bisa menghabiskan masa liburku kemarin dengan beristirahat malah ku gunakan untuk gotong royong membersihkan rumah. Dengan sedikit muka kusam dan ngantuk aku berpamitan dengan orang tuaku dan mulai berjalan kaki ke gerbang perumahan untuk naik angkot. Aku lebih memilih menggunakan angkutan umum karena selain aku bisa beristirahat, aku bisa ikut berpartisipasi dalam hal “Go Green”. Yuup.. semakin banyak angkutan yang digunakan semakin sedikit minyak bumi yang diperas untuk memberi makan angkutan kita. Lagi pula macet bisa berkurang itu pikirku.

Aku sedikit menunggu lama kali ini untuk bisa mendapatkan angkutan, “huuufffffttt” aku berdesah. Sekitar 20 menitan dari tempat ku menunggu akhirnya ada juga angkutan yang lewat. Aku naik. Sudah terbiasa jika hanya ada aku dan supir yang ada diangkutan ini. Nanti juga akan penuh sendiri selama perjalanan. Akhirnya ku pejamkan mataku dan aku pun tertidur dengan memegang erat tas ku. Aku tebangun, ku lihat sekitar ku, “oh sudah penuh” dalam hati. Sekitar ada 11 orang, beberapa ada laki-laki dan perempuan. Sepertinya orang-orang yang ingin bekerja sama sepertiku. Ku lihat jam tangan yang ada di sebelah kiriku, yaa lumayan sudah 10 menit aku tertidur. Ku lihat ke depan jalan, jalan masih gelap, matahari belum siap menerangi jalan. “padahal ini sudah jam setengah 6” pikirku. Aku pun melihat orang-orang disekitarku. Ooh ternyata ada anak berseragam juga, dia pun sepertinya masih mengantuk karena tangannya menompang mukanya yang mengantuk. Aku jadi teringat ketika masa-masa dulu waktu SMP ….. pas berhenti di lampu merah, ada seseorang dengan penampilan anak punk. Masih muda, dia menggunakan baju lengan pendek sehingga tangannya yang bertato terlihat. Rambutnya di cat kuning, padahal kulitnya hitam, di telinganya telihat ada benda hitam besar seperti anting, tapi masa laki-laki memiliki anting pikirku. Dia terus masuk dan mengucapkan sesuatu yang tidak bisa aku dengar lalu dia bernyanyi. Ooh dia pengamen bukan penjambret. Setelah dia selesai bernyanyi, tangannya disodorkan kepada kami semua, aku hanya menyatukan kedua tanganku tanda “Maaf. Mungkin lain kali”.

Yaa.. sekarang jamannya orang-orang lebih suka menyodorkan tangan dibandingkan mengeluarkan keringat. Alasannya tidak bekerja, pekerjaan susah sekarang, harus pakai duit lah, inilah itulaah. Bukankah itu hanya alasan biasa saja? Bukankah susah karena kita tidak terbiasa? Aku sedikit trauma dengan para pengemis, karena menurut berita ternyata penghasilan mereka sebulan bisa lebih besar dibandingkan saya yang bekerja keras. Aahhh, tidak masuk akal.

Setelah sore hari ketika pulang kerja......

Ketika aku sedang menunggu angkutan untuk pulang ke rumah, Aku melihat seorang kakek-kakek sedang duduk di pinggir jalan. Dia menggunakan topi hitam dan handuk di bahunya. Saat ku lihat, kakek itu sedang mengambil handuknya dan mengibas-ngibaskan handuknya. Sepertinya kakek itu kelelahan. Ku lihat disampingnya ada gerobak, aku tak tau dia berjualan apa sampai mengeluarkan keringat yang begitu banyak. Aku merasa iba melihatnya. Ku meraba sakuku, “ah, ada sedikit uang”. Aku bertanya, “bang beli”. “eh, iya neng”, kakek-kakek itu langsung menyikapkan handuknya ke lehernya kembali. “mau beli berapa neng? Tapi es nya udah agak mencair”, Tanya kakek itu. Ooh.. kakek ini jualan es toh. “nggak apa-apa kek. Beli dua yaa”, ucapku tanpa ku pikirkan. Iyalah buat apa aku makan ice cream yang sudah mencair sampai beli dua lagi.

Kakek itu langsung melayaniku. Setelah selesai, aku berikan sedikit uangku kepada kakek tersebut. “nggak usah kembalian kek, simpan saja”. “makasiih ya neng” kakek itu sedikit menunduk. Lalu aku meninggalkan beliau.

Aku jadi berpikir, ada dua kejadian hari ini yang jaaaaauuuuuh sangat berbeda baik dari usia maupun pengalaman. Anak muda yang aku temui di pagi hari, dia hanya menggandalkan mulut untuk berbicara. Tapi orang yang lebih tua memilih untuk bekerja keras walaupun hanya sebesar seribu rupiah. Emang sih banyak orang tua yang menjadi pengemis pula, tapi bukan itu intinya. Intinya adalah kerja keras sebagaimanapun pasti akan ada hasil. PASTI. Baik cepat ataupun lambat asal kita tekun, sabar dan senang dengan bersyukur pasti akan ada hasilnya.

Uang bukan segalanya, tapi rasa ketenangan akan jiwa itulah yang sebenarnya. Kita tak perlu lah memiliki tangan yang dibawah kalau bisa jadilah yang diatas. Walalupun kita hanya hidup pas-pasan tapi berusahalah tangan kita untuk selalu ada diatas. Kerja keras lah, cari kerja itu sampai dapat. Kalau memang tidak bisa mencari kerja bukalah lapangan pekerjaan. Jangan maunya kerja di kantor saja, pekerjaan yang penting halal itu adalah yang paling utama.

Selasa, 07 Oktober 2014

Time is Waktu

Pernah nonton film the hobbit an unexpected journey? Yaa .. film terusannya the lord of the rings (TLOR), eh, malah sebaliknya kalau bukunya lahir duluan loooh sebelum filmnya. Karena film TLOR sukses melegenda (lebai tapii ini sungguh – sungguh) akhirnya di film kan juga yang the hobbit.

Aku punya sebuah cerita yang dari film tersebut, kalau nggak nyambung nanti tolong nonton dulu ya filmnya. Nggak nyesel kok nonton filmnya, apalagi yang TLOR nyaaa. Uuuh THE BEST pokoknyaa!!!!!

Okeee.. saya mau ngambil cerita yang ada di bagian menit ke 02.05:51 . jadi ceritanya Bilbo baggins dan smeagol lagi tebak-tebakan, diantara tebak-tebakan yang ada tebak-tebakan ini yang paling saya suka :

Smeagol (S) : Segala sesuatu dimakannya, burung-burung, binatang, pohon, bunga, menggerogoti besi, mengigit baja, menggilas batu keras menjadi makanan.

Okeee… menurut kamu apa jawabannya? Kita simak lagi yaa

Bilbo (B) : time (waktu)
Yuuup. Kepikiran nggak? Kalau ada yang bisa langsung tebak jawabannya apa, yaa pastinya kamu jago banget pake S.

Waktu , segala sesuatu dimakannya, burung-burung, binatang, pohon, bunga. Dia bisa menggorogoti besi, menggigit baja, mengilas batu keras. Semua berbicara tentang waktu.
Waktu bukan suatu mainan yang bisa kita gunakan untuk alasan apapun itu. Waktu juga bisa memberikan jawaban apakah kita akan bahagia ataupun merasa sedih selama-lamanya.
Adakah yang bisa menghentikan waktu? Aku rasa tidak, bukan, malah tidak mungkin ADA. Mutlak, bahwa kita memiliki waktu yang sama, SEMUA, nggak cuma saya, anda, orang kaya-miskin, orang Asia-Amerika-Afrika, semua SAMA.

Dalam Surat Al-Asr (silahkan dibuka dan dibaca suratnya yaa..) jelas bahwa manusia berada dalam kerugian. Kecuali :
  1. -         Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan,
  2. -         Saling menasehati untuk kebenaran, dan
  3. -         Saling menasehati untuk kesabaran.


Kita hidup bukan untuk diri kita sendiri, melainkan untuk orang lain juga. Kita ditunjuk oleh sang Maha Pencipta untuk menjadi seorang khalifah di bumi ini. Gunakan waktu mu dengan sebaik-baiknya.

Ini memang hanya teoritis, sekedar mengingatkan dan semoga semua bisa saling mengingatkan satu sama lain.

Belajar dari hal yang kecil, dari lingkungan kita, dari sudut pandang kita. Baik buruknya itu tak masalah berarti kita berfikir untuk mencari tahu akan hal sesuatu.


Keep istiqomah dan Salam Senyum lima jarii :D

Jumat, 26 September 2014

First Time

Haaaii.. Selamat Pagiii....!!!!
Perkenalkan nama saya Fika Novtikania. Yaa kalian bisa panggil saya kaka.
Ini pertama kalinya saya menulis di blog ini . 
Sebagai perkenalannya saya mau mengucapkan SELAMAT DATANG untuk saya pribadi dan teman-teman baru saya . Semoga saya bisa memberikan ilmu yang bermanfaat ataupun pengalaman yang pernah saya hadapi disini. hoho.. BYE BYE ....